Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Kognitif Pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruangan Hemodialisa

Lestari, widia and Annisa, Rahma and Buston, Erni (2021) Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Kognitif Pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruangan Hemodialisa. Mahakam Nursing JournaL, 2 (9). pp. 386-396. ISSN 2548-6292

	Text ARTIKEL JURNAL_FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI KOGNITIF PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANGAN HEMODIALISA.pdf Download (178kB)
	Text PEER REVIEW_FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI KOGNITIF PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANGAN HEMODIALISA.pdf Download (1MB)
	Text SIMILARITY_FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI KOGNITIF PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI RUANGAN HEMODIALISA.pdf Download (1MB)

Abstract

Latar Belakang : Perawatan pasien dengan gagal ginjal kronis (GGK) memberikan tantangan pada penyedia layanan kesehatan. Perubahan neuropatologis pada otak yang terjadi secara paralel telah ditempatkan sebagai mekanisme yang menjelaskan hubungan antara gangguan fungsi kognitif dan gagal ginjal kronis. Tujuan : mengidentifikasi hubungan lama hemodialisa, komplikasi penyakit CVD, anemia dan uremia terhadap fungsi kognitif. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronis di Ruangan Hemodialisa Rumah Sakit Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2018 berjumlah 140 orang. Pengumpulan data fungsi kognitif dilakukan secara langsung dengan mengisi kuesioner dengan metode Moca-INA, data lama hemodialisa, kadar ureum, komplikasi CVD dan kadar hemoglobin didapat dari rekam medis pasien. Analisis data dilaksanakan secara kuantitatif yaitu univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian : terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit kardiovaskular dengan fungsi kognitif, terdapat hubungan yang bermakna antara kadar ureum darah dengam fungsi kognitif. Kadar ureum darah merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kapasitas paru. Saran : bahwa penurunan fungsi kognitif terjadi pada sebagian besar pasien GGK namun tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan, sehingga perlu kolaborasi yang baik antara perawat, dokter spesialis ginjal dan dokter spesialis saraf.

Actions (login required)

View Item